Surabaya, – Satgas Pangan Polda Jatim melakukan sidak di Pasar Wonokromo, Surabaya bersama stake holder terkait, Rabu siang (12/3). Mereka mengecek MinyakKita di kios-kios pedagang. Selain itu juga mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok penting (bapokting).
Tim Satgas Pangan Polda Jatim kemudian menghampiri salah satu kios pedagang di dalam pasar yang menjual MinyaKita. Mereka membeli tiga kemasan MinyaKita dari tiga produsen berbeda dengan isi tertulis pada kemasan 1 liter. Kemudian tiga kemasan Minyakita itu dilakukan pengukuran dengan alat bejana ukur.
Dari tiga sampel produk MinyaKita yang diukur dengan bejana ukur ditemukan satu produk MinyaKita yang isinya cuma 850 mililiter. Sementara dua kemasan Minyakita lain isinya sesuai bahkan lebih 1 liter.
“Tadi saat kita lakukan pengecekan ada temuan, terutama untuk Minyakita tadi ada beberapa sampel kami lakukan dengan bejana ukur. Itu ada satu untuk Minyakita dalam kemasan botol itu kurang dari 1 liter (1000 mililiter), yaitu tadi kita ukur jumlahnya cuma 850 mililiter. Jadi tidak sesuai yang tertera di dalam kemasan,” ujar Kasubdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Irwan Kurniawan di Pasar Wonokromo, Surabaya Rabu (12/3).
Irwan menambahkan, temuan Minyakita yang isinya tidak sesuai tertera pada kemasan adalah produk dari UD Jaya Abadi. Sementara yang dua lainnya dari Wilmar dan Mega Jaya isinya ditemukan malah lebih satu liter.
“Yang kurang (volume) dalam kemasan botol tadi dari UD Jaya Abadi nanti kita akan telusuri,” tegasnya. Selain itu dari hasil pengecekan harga Minyakita di Pasar Wonokromo masih di atas harga eceran tertinggi (HET). HET Minyakita Rp 15.700. Namun di Pasar Wonokromo ada dijual Rp 17 ribu.

“Makanya ini harus menjadi atensi kita apalagi kami temukan ukuranya tidak sesuai, ini kan sangat menciderai hati masyarakat. Sudah dikurangi harga masih dinaikkan. Ini kami akan menindaklanjuti masalah ini,” paparnya.
Irwan mengungkapkan, Satgas Pangan juga akan melakukan penelusuran apa yang menjadi penyebab kenaikan harga Minyakita di pasar.
“Apa dari D3 (distributor), D2, D1 sampai dengan produsen akan kami telusuri. Apa yang menyebabkan terjadinya kenaikan maupun adanya kecurangan-kecurangan yang terjadi,” tandasnya.



















